Kapan inisiatif Gerakan Transformasi ini dimulai?
Yayasan Kasih Pengharapan hadir dengan alasan utamanya menaungi sebuah sekolah yang terlahir dari kerinduan dan tuntunan Tuhan untuk menyentuh dan membawa orang-orang untuk mengenal kasih Tuhan. Yayasan Kasih Pengharapan dihadirkan untuk menaungi SEKOLAH GRATIS dengan visi terwujudnya transformasi bagi masyarakat pra sejahtera khususnya di daerah Surabaya Barat. Sekolah tersebut adalah SEKOLAH PELITA PERMAI dengan jenjang pendidikan; Kelompok Bermain (usia 4-5 tahun), Taman Kanak-kanak A (usia 5-6 tahun), Taman Kanak-kanak B (usia 6-7 tahun), dan Sekolah Dasar kelas 1-6 (7-12 tahun).
Sekolah Pelita Permai dimulai 2008 dengan jumlah siswa pertama sebanyak 13 anak (jenjang Taman Kanak-kanak). Sekolah ini dimulai secara tidak sengaja (bagi manusia demikian) ketika Ibu Liana Christanty (Pimpinan dan Pendiri Yayasan Kasih Pengharapan) berjalan-jalan pagi dengan kedua anaknya untuk mencari kupu-kupu. Saat mereka sedang berjalan-jalan, mereka bertemu dengan tiga orang anak, yang pada akhirnya diketahui salah satunya bernama Wawan. Wawan tidak tahu usianya, dan dia juga tidak bisa baca tulis. Pagi itu, Wawan dan kawan-kawannya diajak ke rumah Ibu Liana untuk makan pagi bersama dan juga bermain-main dengan kedua anaknya. Ketika Wawan dan kawan-kawan asyik makan, Wawan menyisihkan telur dan sosis yang ada pada nasi goreng yang dia makan. Dalam keheranan Ibu Liana bertanya kenapa kok dia menyisihkan telur dan sosisnya? Dia pun menjawab kalau sosis dan telur tersebut akan dia berikan pada adik-adiknya yang ada di rumah, yang belum pernah makan sosis seperti ini. Ibu Liana kaget juga terharu, di kota sebesar Surabaya masih ada anak-anak seperti Wawan yang belum pernah makan telur dan sosis. Selanjutnya, Ibu Liana katakan pada Wawan bahwa minggu depan Ibu akan datang lagi untuk membuatkan dia, kawan-kawan dan juga adiknya nasi goreng seperti pagi itu. Sabtu sore seperti yang Ibu Liana janjikan, ibu datang membawa makanan dan benar-benar anak-anak telah menunggu. Sejak saat itulah secara rutin tiap Sabtu sore Ibu Liana membawakan anak-anak makanan dan susu untuk dapat mereka nikmati bersama. Sambil membagi makanan, anak-anak juga mendapatkan pengajaran. Karena banyaknya anak-anak yang buta huruf, akhirnya Ibu Liana mulai membuka kelas bimbingan belajar untuk pengenalan baca dan tulis.
Tetapi pada kenyataannya tidaklah mudah untuk membuat mereka suka dan mengerti kegunaan baca dan tulis. Mereka enggan datang dan kalau ditanya mereka menjawab “tunggu kalau sudah selesai ngamen dan dapat uang”. Melihat kenyataan seperti ini Ibu Liana memberanikan diri untuk membuka Taman Kanak-kanak, karena ibu berpikir lebih mudah untuk memulai dari anak-anak usia dini daripada memulai dari anak-anak yang telah berusia 11 tahun ke atas. Awal Agustus 2008 dimulailah TK Pelita Permai, sampai saat ini TK ini berjalan dengan baik dan terus berkembang secara konstan dan pada tahun ini (2018) melayani 250 siswa dengan jenjang dimulai dari kelas Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Kebanyakan siswa kami berasal dari pemukiman kumuh Tubanan, meluas sampai daerah Gadel dan Sambisari, di Surabaya Barat. Dan orang tua mereka rata-rata bekerja sebagai pemulung, sopir, satpam, penjual koran, pengamen, buruh bangunan, dan pembantu rumah tangga.
Saat ini masalah terbesar yang dihadapi di daerah tersebut adalah minimnya kesempatan pendidikan yang mengakibatkan tingginya angka kemiskinan, pola hidup dan perilaku yang tidak sehat karena kurangnya wawasan dan pengetahuan, sehingga melahirkan pola pikir yang cenderung mendorong rasa keputusasaan yang semakin memperburuk keadaan mereka dan membentuk anak-anak yang trouble maker, berpola pikir dan berperilaku negatif yang cenderung anarki dalam budaya hidup miskin yang selalu memberikan rasa putus asa, agresif dan pola pikir yang keliru.
Yayasan Kasih Pengharapan, dengan adanya Sekolah Pelita Permai yang dinaunginya mencoba untuk berpartisipasi dalam mengatasi kemiskinan di daerah ini. Sekolah Pelita Permai hadir untuk menyediakan dan menyelenggarakan pendidikan formal dari usia 4-12 tahun bagi mereka. Pendidikan yang kami rancang kami harapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi belajar mengajar. Pemerataan kesempatan kami wujudkan dalam program wajib belajar di mulai dari jenjang Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Dasar.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas anak didik melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter dan memiliki wawasan yang luas. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaruan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Demikianlah diawalinya Sekolah Pelita Permai yang dinaungi oleh Yayasan Kasih Pengharapan. Secara manusiawi rasanya kebetulan tapi rupanya Tuhan punya rencana yang indah untuk anak-anak dan ibu-ibu pemulung wilayah Sambisari, Gadel dan Tubanan ini.
Kegiatan-kegiatan yang selama ini dilakukan oleh Yayasan Kasih Pengharapan, diantaranya:
- Menyediakan Pendidikan Anak Usia Dini (Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak) dan Sekolah Dasar mengikuti Standar Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia.
- Mengadakan pelatihan kesehatan, kebersihan dan memberikan dasar keterampilan perawatan diri sejak dini melalui pengajaran, pembinaan dan kehidupan bersosialisasi di sekolah.
- Memantau kesehatan mereka secara berkala dan memberikan asupan gizi dalam bentuk pemberian makanan sehat (makan bersama), pemberian vitamin dan susu setiap minggunya.
- Pembentukan karakter dan pengembangan diri. Kegiatan pembentukan karakter dan pengembangan diri difasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru, dan tenaga pendidik yang lain. Kegiatan pembentukan karakter dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler (tari, angklung dan vocal group).
- Melakukan pembinaan kepada orang tua dalam wadah Parent Meeting (pertemuan orang tua).
- Pelatihan kerja dan penyediaan lapangan pekerjaan melalui Pemberdayaan Komunitas dengan memberdayakan orang tua murid yang mau menambah penghasilan dan ketrampilan.
- Bimbingan belajar gratis bagi warga sekitar mulai jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas.
- Pembinaan komunitas anak dan remaja yang dilaksanakan setiap hari Minggu. Kegiatan ini dikemas dalam program pembinaan karakter secara berkelompok dan juga disediakan wadah pembinaan talenta dengan adanya kelompok band dengan nama “Triple Majesty”.
- Pembinaan komunitas orang tua dilaksanakan dalam bentuk Women Fellowship (persekutuan Ibu) satu bulan dua kali dan Men Fellowship (persekutuan Bapak) yang di jadwalkan setiap satu bulan satu kali.
- Pelayanan masyarakat yang diberikan dalam bentuk Rumah Anak, Sekolah Futsal Pelita, beasiswa, pengobatan gratis, bantuan kesehatan, pembagian sembako, penjangkauan anak jalanan, pengembangan talenta (futsal, band, vokal group), penjangkauan komunitas pra sejahtera di daerah lain sekitar Surabaya Barat dengan kunjungan dan bantuan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.